BPJK Tawarkan Pendampingan Lanjutan Bagi Masyarakat
Yogyakarta (24/06). Awal tahun lalu, Tim Klinik Konstruksi Balai Pengembangan Jasa Konstruksi (Balai PJK) Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas PUP-ESDM) DIY menawarkan untuk melaksanakan sosialisasi/ pendampingan untuk masyarakat melalui layanan Klinik Konstruksi di Kabupaten Kulon Progo.
Bersambut positif, Tim kemudian melakukan pendampingan perdana pada awal April dengan tema permasalahan terkait perhitungan RAB dan pembuatan proposal kegiatan infrastruktur. Hasil dari pendampingan awal ternyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya permintaan pendampingan lanjutan oleh masyarakat.
“Pada kesempatan yang lalu kita diberi kesempatan untuk belajar tentang perhitungan RAB dan pengajuan proposal “, buka Joko Satyo Agus Nahrowi, ST., MT., selaku kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUP-KP Kab. Kulon Progo dalam sambutannya. “Kali ini kita akan belajar bersama tentang instalasi pemipaan air bersih/ air minum. Hal ini akan sangat bermanfaat dengan adanya Program PAMSIMAS setempat yang sedang berjalan”, lanjutnya.
Seperti diketahui, Kab. Kulon Progo sejak tahun 2014 telah menjalankan program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Hingga saat ini, kurang lebih sebanyak 52 desa di Kab. Kulon Progo telah merasakan program PAMSIMAS.
Hadir sebagai pendamping kali ini, Ibu Nelly Marlina, ST., MT., dari INTAKINDO memaparkan materi tentang sistem jaringan pipa air bersih, Bapak Nur Khasani, ST., dari PAMSIMAS Kab. Kulon Progo menyampaikan materi berkenaan dengan tata cara pembuatan laporan kemajuan kegiatan dan laporan pertanggungjawaban kegiatan pengelolaan infrastruktur air bersih/ air minun, serta Bapak Budi Prastowo, ST., selaku Kepala Seksi Pengelolaan Jasa Konstruksi Balai PJK yang mempresentasikan materi terkait pengenalan Klinik Konstruksi.
Beberapa permasalahan muncul dalam sesi diskusi, salah satu di antaranya yaitu terkait aliran air yang tidak lancar, bahkan terkadang hanya keluar angin. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti perlengkapan/ aksoseris perpipaan yang tidak sesuai, dimensi pipa yang keliru, prosedur pemasangan yang tidak tepat, dan sebagainya.
Acara ini dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari perwakilan unsur Kelompok Kerja Masyarakat (KKM) pengelola teknis infrastruktur air bersih/ air minum pedesaan di Kab. Kulon Progo. Pada sesi terakhir, peserta mendapatkan CD yang berisi materi terkait pengelolaan air bersih dari Balai PJK.
“Monggo, kalau ada masyarakat yang menginginkan pendampingan lanjutan bisa menghubungi kami langsung.” tutup Budi pada akhir acara. (dv)