Pentingnya Pengetahuan Konstruksi Bagi Masyarakat

Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur sebagian besar wilayah di Pulau Jawa selama beberapa hari terakhir ini (16/11 – 29/11) menyebabkan berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor pada beberapa tempat. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri, tercatat bahwa hampir di semua kabupaten/ kota mengalami juga bencana alam ini.
Korban jiwa berjatuhan, akitivitas warga nyaris lumpuh, beberapa wilayah terisolir akibat putusnya akses jalur yang menjadi penghubung antar wilayah. Kerugian akibat bencana ini kemungkinan mencapai ratusan juta, bahkan lebih.
Selain faktor dari alam, dampak bencana ini juga terjadi karena berbagai faktor lainnya, diantaranya konsep pembangunan yang tidak terarah serta rendahnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya perencanaan pembangunan infrastruktur lingkungan permukiman yang aman, sehat, dan adaptif terhadap bencana.
Di tengah - tengah berbagai permasalahan ini, hadir Klinik Konstruksi yang merupakan salah satu layanan dari Balai PIPBPJK Dinas PUP-ESDM DIY. Layanan ini berusaha menjawab kebutuhan akan adanya pusat rujukan teknis yang diharapkan mampu memberikan kemudahan akses untuk mendapatkan informasi dan konsultasi serta advokasi teknis pada sektor ke-cipta karya-an.
Layanan Klinik Konstruksi bekerjasama dengan tiga tenaga ahli, yaitu ahli sipil dan lingkungan (struktur bangunan gedung, sanitasi, dan penyediaan air bersih), ahli elektrikal, dan ahli arsitektur.
“Di DIY terdapat sekitar 72.600-an rumah yang tidak layak huni. Presentase kebutuhan ruang akan tempat tinggal tidak sebanding dengan ketersediaan lahan hunian. Fenomena ini menjadikan pemadatan yang tidak terarah. Akhirnya terjadilah pertumbuhan permukiman kumuh,” terang Aziz Y Haryono, ST, M.Si, selaku salah satu narasumber ahli dalam layanan Klinik Konstruksi yang berlangsung di Balai Desa Segoroyoso, Kec. Pleret, Kab. Bantul (29/11). “Hal ini diperparah dengan adanya backlog (ketimpangan) akan jumlah KK yang lebih banyak ketimbang jumlah rumah layak huni dengan harga terjangkau,” lanjutnya.
Dalam penjelasannya, Layanan Klinik Konstruksi juga menyinggung permasalahan kewajiban sertifikasi bagi tenaga kerja terampil (tukang) konstruksi sesuai amanat UU No. 2/2017 Tentang Jasa Konstruksi. Pengetahuan masyarakat yang masih minim terkait betapa penting dan bermanfaatnya sertifikasi tukang/pekerja konstruksi menyebabkan belum dipahaminya kesempatan yang bisa diraih dengan memiliki sertifikat keterampilan.
Merespon hal tersebut, Kusumastuti Sri Winahyu, ST selaku KaSie Pengembangan Jasa Konstruksi Balai PIPBPJK mengutarakan, “Ada banyak manfaat yang bisa diambil jika tukang/ pekerja konstruksi memiliki sertifikat, beberapa diantaranya yaitu: peningkatan kompetensi keterampilan, penghasilan, dan peluang yang lebih terbuka untuk berkontribusi dalam lelang pekerjaan konstruksi pemerintah. Masa depan tukang/ pekerja konstruksi bersertifikat bisa dikatakan sangat bagus”.
“Permohonan fasilitasi sertifikasi keterampilan dapat disampaikan kepada Dinas PU-KP masing-masing kabupaten sebagai pengampu kewenangan pembinaan jasa konstruksi, dan Balai PIPBPJK akan membantu kelengkapan sarana peralatan teknik pada saat pelaksanaan uji kompetensi keterampilan”, tutupnya dalam akhir sesi diskusi.
Setelah kunjungan di Balai Desa Segoroyoso, Kec. Pleret, dalam waktu yang dekat, juga masih di Kab. Bantul, Tim Klinik Konstruksi DIY berencana akan melanjutkan road show-nya yaitu ke : Balai Desa Terong, Kec. Dlingo (4/12); Balai Dusun Kadireso, Desa Triwidadi, Kec. Pajangan (6/12); dan, Balai Desa Poncosari, Kec. Srandakan (11/12).